Jumat, 26 September 2014

HAPPY BIRTHDAY

"What am I gonna do?
If my last heartbeat’s
Going to come in a few minutes
How do I live my last?"
One Ok Rock - 必然メーカー  

Sesungguhnya tiap yang memikul nafas dalam jiwanya adalah membawa kematian dalam raganya. Aku berjalan menyusuri kehidupan yang penuh ilusi ini dengan sebuah keraguan pada hakikat diriku. Bahwa aku pastilah akan mati dan akan pergi dari sini. Namun kapan waktu itu akan datang akupun tak tahu. Aku berusaha menutup telinga, memejamkan mata dan mengunci hatiku atas semua hal yang aku benci. Aku menyalahi takdir buruk yang sudah sepatutnya kuterima sebagai konsekuensi keberadaanku.  

Bait tulisan di atas setidaknya menggambarkan gimana suasana hati ana saat ini. Ada begitu banyak perasaan yang meluap di dalam diri ana. Soal bagaimana hidup itu sesungguhnya harus berjalan. Ana tersentak tak berdaya ketika mendapati apa yang ana yakini selama ini sesungguhnya salah. Bahwa pendengaran, penglihatan dan perasaan secara gamblang Allah sebutkan adalah sebuah rahmat yang harus disyukuri.  

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apa pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur."
QS. An-Nahl: 78  

Kenapa ana harus bersyukur atas semua ini? Sementara kadangkala mendengar melihat dan merasa adalah sebuah perasaan yang menyakitkan hati. Ana selalu melakukan itu ketika ana merasa bahwa dunia dan isinya tidak berpihak pada ana. Dan ana yang khilaf ini seringkali merajuk dan marah kepada Allah (astagfirullah) atas apa yang terjadi pada ana. Tapi setidaknya kalimat yang jelas tersurat ini memberi kode besar ke diri ana. Ana tau bahwa Allah menyuruh ana untuk memikirkan semua hakikat ini. Berfikir berfikir dan berfikir.  

"Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat2 Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda2 kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat2 Allah)."
QS. Al-A'Raf: 179  

Sampe ana nemuin lanjutan kata2 Allah ini, yang kali ini jauh lebih menusuk dan serasa membunuh ana. Begitu takut ana menjadi mereka. Ana sungguh tidak mau menjadi mereka. Ana tidak mau menjadi bagian dari orang2 kafir itu. Sungguh hina diri ana kalo ana sampe jadi mereka. Ana sungguh2 engga mau yaa Allah.. ORZ  

Karena itu akan terus berusaha, ana engga mau menyerah pada keadaan yang seakan memaksa ana untuk menerima diri seluruhnya hitam. Ana ga mau berputus asa dari rahmat Allah, ana engga mau menjadi orang merugi dunia akhirat. Lagipula kalo ana nyerah siapa lagi yang akan bantu ana.  

Dan ana bersyukur bahwa upaya ana mencari jawaban engga sia2, Allah selalu mmemberi petunjuk. Bahwa petunjuk itu udah ada sejak awal. Cuma aja ana yang payah engga bisa baca kode yang Allah kasih. Ana terlalu takut sama kemungkinan yang sudah dari awal ana anggap premis yang sah. Dan alhamdulillah petunjuk itu ada dapetin dari membaca.  

Siapa yang gatau Laa Tahzan. Buku fenomenal karangan Syeikh Saudi bernama Dr. Aidh Al-Qarni. Buku ini punya a cecep yang sampe sekarang masih ana baca. Buku ini pasti ana baca kalo ana lagi sedih, kalo ana bacanya lagi ga sedih ana jarang nangis. Tapi kalo lagi sedih pasti otomatis ana nangis baca buku ini. Hihihi..  

Di buku ini ana nemuin jawaban yang selama ana cari. Soal doa dan konsekuensinya. Ana pernah nulis di postingan ana sebelumnya soal konsekuensi doa yang pada akhirnya menyakitkan hati karena engga sesuai dengan apa yang ana harapin. Dan karena itu ana berhenti berdoa yang kira2 punya potensi nyakitin ana. Ana jadi selalu berdoa terserah Allah aja, ana jadi takut untuk berdoa, karena ana gamau kecewa sama doa yang dikabulin Allah itu.  

Dan lagi2 kelakuan ana ini bikin masalah. Ana jadi kena batunya sendiri. Doa2 ana jadi banyak kepending. Ana jadi buta tuli dan blo'on. Yang lebih parah bahkan ana ga bisa ngerasain mana yang sesungguhnya kata hati ana. Padahal kata hati itu selalu jadi sumber kekuatan ana dalam menimbang suatu masalah. Kata hati itu jadi kecampur sama banyak bisikan setan. Huft dan itu bikin ana sering galau.. -,,-  

Tapi Allah emang Maha Baik, Maha Besar, betapa cintanya Dia terhadap hamba-Nya. Padahal ana orangnya kaya gini.. Allah masih tetep sayang sama ana. Masih tetep mau ngajarin ana. Dan itu bikin ana ngerasa amat sangat bersyukur. ORZ  

Di La Tahzan itu, Dr. Aidh bilang: kalo emang bener kita ridha Allah adalah Tuhan kita, Islam adalah agama kita, dan Rasulullah adalah Nabi kita, maka sudah sepatutnya kita menerima Qadha dan Qadar Allah baik itu yang baik maupun yang buruk, yang manis maupun yang pahit. Kita jangan jadi manusia yang cuma mau nerima kondisi Qadha Qadar yang baik doang. Itu artinya kita belum sepenuhnya beriman.  

Djerrrr!!! Tulisan ini kaya petir di hati ana..!! Belom lagi lanjutannya.. Dr. Aidh bilang: Kalo soal ridha, gimana engga ridha Rasulullah terhadap Allah. Liat betapa ridhanya Rasulullah dari awal perjuangannya begitu banyak nerima Qadha Qadar yang begitu berat pait dan sakit. Menjadi yatim piatu, kehilangan istri, paman, dihina, difitnah, disakiti raganya sampe berdarah2, diusir dari kota kelahirannya, Rasulullah ridha akan semua itu. Bahkan ketika Rasulullah dilempari batu sampe berdarah dan menangis, Rasulullah ridha.. Ga ada tandinginnya penderitaan Rasulullah itu dibandingkan kita yang manusia biasa. Secuilpun engga ada. Karena itu masih haruskah ana bersedih? T.T  

Karena itu ana berjanji mulai sekarang ana akan kembali menjadi diri ana yang pede ketika berdoa, dan ga takut lagi akan konsekuensi doa2 ana. Ana tinggal merubah diri untuk engga serampangan berucap hati. Dan itu buat ana legaaaaaa.. ^_^  

Alhamdulillah di penghujung umur 25tahun ana, ana dapet pelajaran yang amat sangat berharga dan sebuah hadiah yang melebihi hadiah paling mewah apapun. Ana yang terbiasa mendoakan orang lain tapi tiba2 didoain orang lain itu rasanya bahagia banget. ^_^

Jadi, walaupun ana berjalan menjauhi dunia dan mendekati akhirat, ana engga takut lagi soal dunia dan isinya.. ^_^
Happy 26th buat diri ana, semoga ana jadi makin lebih baik dan lebih baik lagi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar