Senin, 16 Juni 2014

SEBUAH CERITA FIKSI



Sno(W)hite


Aduh..
Baru kali ini aku liat wajah setampan manager di cafe ini..
Itu yang ada di pikiranku.

''Hey Yuki! Kamu qo bengong sich?''
Tegur Yuna yang bingung melihat aku memandang ke satu arah tanpa ngedip.
''Tau nich, ngeliatin siapa sich nich orang!?''
Lanjut Yumi yang ikut-ikutan marahin aku.

Kami bertiga ini trio Y..
Yah kalian tau lah itu karena nama kami diawali sama huruf Y semua..
Hahaha

''Engga, itu, um yang berdiri disana itu..''
Saut aku yang masih terus mandangin manager itu.
''Siapa sich?''
Yuna berkata sambil membalikkan wajahnya ke arah belakang punggungnya.
''Owh,, manager yang kerjanya cuma berdiri doang itu..?''
Yumi ikut-ikutan juga.

Teman-temanku jadi ribut ngomongin manager itu, tapi aku tetap saja mandangin cowo tampan itu..
:-)
Sampai akhirnya manager itu pergi dan kamipun memutuskan untuk pulang..

Selama di perjalanan, aku terus-menerus memikirkan manager ganteng di cafe Sno(W)hite tadi. Apa ini yang dinamain jatuh cinta pada pandangan pertama? Hahaha aku mana tau yang begituan, pacaran aja belom pernah..

...

Sore ini, sepulang sekolah aku langsung menuju Sno(W)hite Cafe. Apalagi kalo bukan buat lihat manager tampan itu. Dan hari ini aku bermaksud untuk mencari tau siapa namanya.

''Selamat datang..''
Sapa pramusaji perempuan dengan penuh senyuman.

Kemudian aku diarahkan menuju sebuah meja di pojok cafe yang menghadap ke arah taman.
''Wuahhh,,indah sekali disini..''
Aku jadi tertawa-tawa sendiri.
''Terima kasih atas pujiannya.''
Tiba-tiba suara berat terdengar dari sebelahku.

''Astaga!''
Spontan aku berdiri karena kaget.
Orang yang berbicara tadi adalah si manager itu!
Ya Tuhan..
Si manager itu hanya tersenyum kemudian melanjutkan pembicaraannya.
''Di bangku ini memang memiliki view terbaik. Dan orang yang datang sendiri di pagi hari pasti akan diarahkan menuju meja ini.''

Cukup lama aku terpaku hanya melihatnya berbicara, sampai kemudian..
''Apa ada sesuatu di wajah saya?''
''Ah tidak!''
Jawabku dengan terbata-bata.
''Itu,,umm,,aku suka kamu! Ah tidak! Maksudku aku suka sekali pemandangan disini!''

''Aduhhh,,apa yang telah kukatakan!''
Bisikku dengan sangat malu.
''Baiklah, apa nona sudah memutuskan untuk memesan sesuatu?''
Ujar si manager memecah rasa maluku.
''Itu,,aku pesan lemon tea saja dulu.''

''Ya Tuhan,,apa yang telah kukatakan!''
''Tidak,,pasti dia tidak menanggapinya!''
''Yuki,,kamu harus tenang..!''
Aku menarik nafas panjang agar lebih rileks.
Apa yang sudah kukatakan tadi sungguh memalukan. Bagaimana bisa aku to the point bilang suka sama cowo yang namanya aja belum aku tahu itu. OMG..

...

''Yuki! Cepat selesaikan pekerjaanmu!''
Teriak Tante Reika menyuruhku mempercepat mencuci piring yang setumpuk besar sisa pesta semalam.
“Iya, tan..”
Jawabku sambil bengong mikirin manager cafe yang suaranya berat itu.
Sampai tiba-tiba tanpa sadar aku menghela nafas..
“Huuuuuffftt..”

“Hey,, anak gadis qo pagi-pagi udah menghela nafas aja sich..”
Suara Tante Reika yang ternyata masih di belakangku..

“Eh tante,,hehehe..”
“Kamu lagi mikirin apa memangnya..?”
“Sejak tadi tante perhatikan bengong terus,, ga baik lho..”
Saut tante sambil tersenyum dan sedikit memijit punggungku yang emang semalam lelah ngerjain tugas sekolah.
“Engga qo tan,, aku cuma cape aja.. hehehe”
Sambil terus mencuci piring yang sepertinya qo tidak selesai juga sejak tadi.

Semalam tante mengadakan pesta baru pulangnya Om Ruki dari luar negeri. Aku tidak bisa ikutan nimbrung, selain karena isinya orang-orang tua yaa karena itu.. Tugas yang tidak selesai-selesai..! DAMN..

---

“Back to reality!”
Pikirku dalam hati.
Rasa penasaran ini begitu besar,, ingin tau siapa nama manager cafe itu..
“Huaaaaahhhhhh..!”

“Yuu ki.”
Aku menoleh, ternyata Yumi dan Yuna.
“Gimana, kemarin sudah dapat nama manager itu..?”
Tanya Yuna penasaran.
“Ah,, palingan juga dia engga berani nanya..”
Ledek Yumi yang jahil.
“Belom dapet sich,, tapi nanti juga dapet.. wee..”
Jawab aku sambil julurin lidah ke Yumi.

“Hahahaha,, ya udah.. Gimana kalo qita langsung kesana aja pulang sekolah?”
Usul Yuna.
Aku sesaat terdiam.
“Ayoooo!”
Jawab Yumi semangat.
“Tapi,, hari ini aku lagi cekak..”
Jawabku lemas.
“Udahhh,, ayo qita kesana aja.. Masa kamu ga percaya sama kita sich..”
“Khan ada kitaaa..”
Yumi emang selalu semangat dalam hal apapun..
“Baiklah..”
Jawabku dengan semangat.

---

Ngeliat sekeliling cafe yang nuansanya seperti negeri dongeng ini tetap saja aku tidak menemukan sosok tinggi tegap dan bening itu dimanapun. Kemana yach manager itu..

“Udah yuk, qita pulang aja..”
Jawabku lemas tidak bersemangat.
“Ihh nich anak,, mau dibantu malah dia engga semangat..”
Bentak Yumi sambil jitak kepalaku.
“Tapi kan percuma,, orang yang dicari engga ada..”
Jawabku sambil memegang kepalaku yang sedikit sakit setelah dijitak Yumi.
“Udah,, tunggu aja dulu.. Nanti qita bisa tanya sama pelayannya..”
Memang selalu Yuna yang bisa bersikap dewasa diantara kami bertiga.

“Selamat siang..”
Tegur pelayan dengan baju lolita yang imut sambil menunjukkan menu cafe di meja kami.
“Hidangan istimewa kami minggu ini adalah pudding fla jamur.”
Lanjut pelayan sambil menunjuk gambar di menu.
“Oke, kami pesan menu itu tiga ya..”
Saut Yuna yang to the point.

Sambil menunggu pesanan kami datang, rasanya aku ingin berkeliling melihat taman di cafe ini.
“Aku mau liat-liat tamannya yach..”
Sambil berdiri aku ijin pada dua temanku.
“Hee,, kamu duduk manis aja disini dulu..”
Yumi melarangku pergi.
“Sebentar aja qo..”
Jawab aku sambil berjalan menjauhi mereka.

Cafe dengan nama unik ini, Sno(W)hite, begitu cantik menurutku. Desain ruangannya begitu minimalis namun begitu unik. Ketika kita masuk ke cafe ini, kita akan disuguhi pemandangan taman bunga minimalis di kiri dan kanan menuju cafe. Meja tamu ada di 3 tempat dari cafe ini. Sebelah kiri dan kanan sebelum pintu masuk. Pemandangan yang bisa dilihat dari sudut ini adalah taman minimalis dan lalu lalang orang di jalan. Sedangkan di bagian dalam cafe, suasana rumah zaman dahulu sangat terasa. Sebagian besar interior terbuat dari kayu yang difurnish mengkilap. Namun suasana dongeng tetap terasa dengan berbagai aksesoris ruangan seperti tungku pembakaran dengan cerobong asap. Meja dan bangku yang terbuat dari kayu dibuat sedemikian rupa seperti yang digunakan para kurcaci di dongeng Putri Salju. Dan bagian yang paling aku suka adalah taman kecil di belakang cafe. Beberapa hari yang lalu aku bertemu dan berbicara sebentar dengan manager cafe disana.

“Hehehe..”
Mengingat kejadian memalukan berberapa hari yang lalu itu membuat aku tersipu-sipu sendiri.

Tapi dimana-mana aku tidak melihat sosok itu. Dan aku sedikit sedih, kenapa aku tidak bisa menemukan sosok itu. Huhuhu..

Saat aku ingin kembali ke meja, dari kejauhan aku lihat Yumi dan Yuna sedang marah-marah pada dua pelayan cafe.
“Kalian bilang ini menu istimewa, tapi dimana istimewanya?!”
Bentak Yuna pada dua pelayan wanita yang terlihat bingung dan saling melihat satu sama lain.
“Iya,, apanya yang istimewa..! Enak juga engga..!
Tambah Yumi yang ikut-ikutan marah.

Aku dari jarak yang cukup jauh memperhatikan mereka. Aku lihat dua pelayan itu sangat bingung. Dan pada saat aku berjalan menuju kesana tiba-tiba,, datanglah sang manager cafe.

“Maaf, ada yang saya bisa bantu”
Ucap kakak manager dengan penuh sopan santun. Sementara aku hanya memandangi mereka dari kejauhan saja.
“Menunya engga enak! Katanya menu spesial tapi malah sama sekali engga enak rasanya! Cuma harganya doang yang mahal!”
Bentak Yuna sambil ngeluapin emosinya. Sementara Yumi sambil memegang pundak Yuna hanya mengangguk-angguk mengiyakan perkataan Yuna.
“Tidak enaknya bagaimana ya nona..? Bisa dijelaskan dengan rinci..? Sebab pembuatan hidangan yang ada di Cafe kami semuanya telah melalui uji coba..”
Yuna malah memotong pembicaraan si kakak manager ganteng itu.
“Tapi rasanya tuch aneh,, enggak ada enaknya sama sekali! Iya kan Yumi?!”
“Iya betul,, rasanya jadi engga karuan.. puding kan manis.. tapi dicampur sama fla jamur.. Dari namanya aja udah aneeeh..” saut Yumi tetap dengan gaya imutnya.

Perasaan, kemarin-kemarin pas mereka nyobain puding itu respon mereka biasa-biasa aja. Tidak ada komen yang aneh-aneh. Lagian juga aku udah pernah nyobain puding dan rasanya enak-enak aja kok.

“Ya udah kalo gitu. Kamu managernya kan?”
Yumi sambil menunjuk kakak manager ganteng.
“Siapa nama kamu? Besok-besok kalo engga enak saya bakal aduin atas nama kamu.”
Dengan senyum simpul yang elegan, kakak manager itu menyebutkan namanya.
“Nama saya Shiro, Makoto Shiroi.”
“Dengan senang hati silahkan anda melaporkan saya sebagai manager Snow White Cafe seandainya besok pelayanan kami kurang memuaskan.”
“Dan terima kasih banyak atas kritik anda ini, namun lain kali bila ingin mengkritik ada baiknya dicoba dulu pesanannya.”
Sambil tersenyum menahan tawa manager itu pergi meninggalkan meja, meninggalkan dua temanku yang rona wajahnya langsung berubah.

“Apa sich yang kalian lakukan?!”
Aku menghampiri mereka yang setelah ditinggal manager ganteng itu keliatan sangat aneh mukanya.
“Aduh Yuki, udah yuk kita pulang. Nanti aja ceritanya. Aku malu nich.”
Bisik Yuna yang sambil berdiri dan menutupi wajahnya dengan tas selempang coklat miliknya.
“Iya, kamu gih yang bayar ke kasir. Kita tunggu di luar aja yach.”
Saut Yumi sambil menarik Yuna kelar cafe, meninggalkan aku yang sama sekali bingung dengan apa yang terjadi.

Aku benar-benar bingung dengan apa yang terjadi barusan. Sebenarnya ada apa yach..
Sambil terus berfikir aku sampai di kasir cafe yang ternyata ada manager ganteng itu!
“Meja 8 jadi berapa ya billnya..?”
Ucapku pada pelayan kasir sambil menyiapkan dompet Yumi yang tadi sudah diserahkan padaku.
Saat aku hendak menyerahkan sejumlah uang pada pelayan kasir, aku sadar bahwa kakak manager ganteng itu sedang memandangi aku sejak tadi! Oh GOD,, rasanya kenapa malu banget yach!
Dengan sedikit gemetaran aku menyerahkan sejumlah uang pada pelayan kasir. Ketika setelai tiba-tiba kakak manager itu menyuruh si pelayan untuk pergi kemudian dia berdiri tepat dihadapanku!

“Dua orang itu teman kamu ya?”
Tanya kakak manager padaku.
“Eh, um, i..iya.”
Jawabku gugup dan sedikit terbata-bata.
Lalu tiba-tiba ia tersenyum sambil berkata.
“Yang ingin tahu siapa namaku itu kamu kan?”
“Apa?”
Aku kaget sekali. Lalu dengan gugup aku berusaha terlihat tenang.
“Kenapa aku harus tau nama kakak, a-aku kan ga perlu itu..”
Aduuhh,, sebenernya apa yang terjadi sich.. Yumi dan Yuna melakukan apa sebenarnya.
Ya Tuhan, dia tersenyum! Pikirku dalam hati saat melihat dia tersenyum manis menanggapi perkataanku.
“Kalo mau tau namaku, tanyakan saja pada kedua temanmu itu.” Jawabnya santai sambil menerima uang dariku dan memproses tagihan kami.
“E-eh, umm, iya.” Sungguh aku bingung, tapi aku iya-iya saja.
“Terimakasih atas kunjungannya. Ditunggu kedatangannya kembali.” Jawabnya lagi-lagi dengan senyum yang begitu menakjubkan. Ahh, benar-benar membuat meleleh rasanya.
---
“Pagiiii..” Sapa Yumi centil sambil memelukku dari samping.
“Pagi..” Jawabku datar.
“Kamu kenapa Yukiku sayaaaang..?” Tanya Yuki sambil melepas pelukannya.
“Kamu sakit?”
“Tidak ada apa-apa.” Jawabku singkat sambil berjalan gontai meninggalkan Yumi yang kebingungan.

Semalam Om Ruka memberitahuku bahwa beliau akan pergi keluar negeri lagi untuk urusan pekerjaan. Aku sich sudah terbiasa dengan kehidupan Om Ruka yang seperti ini, sudah sejak dari awal aku mulai tinggal bersama mereka. Tante Ayumi yang merupakan pasangan hidup Om Ruka saja sudah sangat terbiasa dengan suaminya yang workaholic itu. Yang jadi masalah adalah, perjalanan bisnis kali ini waktunya lama. Om Ruka menerangkan padaku bahwa beliau akan keluar negeri untuk waktu setahun lamanya. Dan karena itu Om Ruka akan membawa istrinya pula kesana. Dan apakaaaaaahhh? Bagaimana nasib akuuuu...???
“Yuki?” Colek Yuna dari belakang.
“Kamu ada masalah yach? Yumi bilang dari pagi kamu engga semangat?”
“Ada masalah soal manager Show White itu?” Tambah Yuna terus menerus menghujaniku dengan pertanyaan.
“Bukan kok, bukan soal Ka Shiro.” Jawabku sambil meletakkan dagu di meja.
“Terus kenapa kamu ga semangat begini, kita kan jadi bingung..” Saut Yumi ikutan nimbrung sambil duduk di sebelahku.
“Hufff..” Aku menghela nafas sebelum menceritakan detil permasalahanku pada dua orang sahabatku ini.

“Terus yang kamu permasalahin apa..?” Tanya Yumi sambil mengangkat bahunya.
“Bukankah justru enak kalo engga ada Om Tante di rumah? Artinya kamu bisa lebih bebas!” Sambung Yumi dengan semangat.
“Tentu saja ada masalah, apa aku sanggup hidup sendirian di rumah itu?”
“Kalian kan tau kalo aku penakut..” Jawabku lemah.

Yaa,, aku adalah seorang yang penakut. Untuk rumah sebesar milik Om Ruka, jujur saja aku takut apabila hanya tinggal seorang diri. Rasanya begitu menakutkan bila membayangkan bahwa tiap malam aku harus tinggal seorang diri di rumah itu. Dan itu membuatku depresi. Aku tak tau harus bagaimana.

*to be continued

3 komentar:

  1. panjang bgt mui... lo ceritain aja deh klo ketemu, klo bisa bisiikin biar initim

    BalasHapus
  2. Ternyata ada yg mampir di komen.. makasih..

    BalasHapus
  3. Ternyata ada yg mampir di komen.. makasih..

    BalasHapus